55 Soal (Esai) Hadist Lengkap Jawaban

Latihan Soal (Essay) Bab Hadist

38. Apa hukum mempelajari ilmu hadits?

Jawaban:
Hukum mempelajari Ilmu Hadits adalah fardlu ain jika hanya ada satu orang yang berusaha mempelajarinya. Namun, jika sudah banyak orang yang mempelajari disiplin ilmu ini, maka hukumnya adalah fardu kifayah.


39. Apa fungsi dari hadits Nabi?

Jawaban:
Salah satu fungsi hadis yang paling utama adalah memperjelas isi di dalam Al-Qur'an. Hadis berfungsi untuk memperjelas isi Al-Qur'an, agar umat Islam lebih mudah memahami dan menjalankan segala perintah Allah SWT


40. Apa contoh hadis qudsi?

Jawaban:
“Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman, “Aku mengikuti sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Dan Aku ada bersamanya jika ia senantiasa ingat Aku. Jika ia ingat Aku sendirian, maka Aku pun akan ingat ia sendirian


41. Apakah hadis Qudsi termasuk wahyu?

Jawaban:
“Hadis Qudsi adalah wahyu yang di turunkan kepada Nabi Muhammad dengan tanpa perantara malaikat melainkan dengan ilham atau mimpi.


42. Apakah hadis termasuk dalil?

Jawaban:
Dalam Islam, dalil dapat dibagi menjadi dua, yaitu dalil naqli yang adalah Al-Quran dan hadis Nabi dan dalil aqli yang adalah pemikiran ulama.


43. Apa persamaan antara Al-Quran dan hadis?

Jawaban:
Dari pengertian Al-Quran dan Hadis Qudsi di atas kita bisa menyebutkan bahwa PERSAMAAN keduanya adalah sama-sama wahyu atau firman dari Allah SWT.


44. Apakah hukum menggunakan hadits sebagai landasan hukum?

Jawaban:
Jadi, Hukum menggunakan hadits sebagai landasan hukum adalah Wajib.


45. Apa perbedaan antara Alquran dan hadits?

Jawaban:
Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang telah diturunkan kepada Rasulullah SAW dengan berangsur-angsur melalui perantara Malaikat Jibril. Sementara itu, hadits adalah semua bentuk perbuatan, perkataan, ataupun persetujuan dari Rasulullah SAW


46. Apa yang terjadi jika hadits tidak ada sistem sanadnya?

Jawaban:
Sekiranya sanad hadis tidak ada, niscaya siapa saja akan bebas menyatakan apa yang dikehendakinya. Ini berarti bahwa sanad hadis merupakan bagian penting dari riwayat hadis. Keberadaan suatu hadis ditentukan oleh keberadaan dan kualitas sanadnya


47. Apa syarat seorang perawi hadits?

Jawaban:
Seorang rawi yang adil harus memiliki karakteristik moral baik, muslim, telah baligh, berakal sehat, terbebas dari kefasikan dan hal – hal yang menyebabkan harga dirinya jatuh dai ia meriwayatkan hadits dalam keadaan sadar


48. Bagaimana cara menentukan hadis itu dapat diterima?

Jawaban:
Menurut Ta'rif Muhadditsin, suatu hadis bisa dikatakan shahih apabila telah memenuhi lima syarat penting berikut:
1. Sanadnya Bersambung
2. Periwayat Bersifat Adil
3. Perawi Bersifat Dhabit
4. Tidak Tanggal atau Syadz
5. Terhindar dari 'Illat


49. Bagaimana cara takhrij hadis pada masa sekarang?

Jawaban:
Sedangkan takhrij hadits yang sedang dikembangkan di masa sekarang identik dengan penelitian kepustakaan, yaitu mencari hadits dari berbagai kitab hadits. Setelah itu, dilanjutkan dengan meneliti kualitas keasliannya berdasarkan isi hadits di dalam kitab tersebut.


50. Kitab hadis primer apa saja?

Jawaban:
Ada Beberapa hadis yang dapat dikategorikan dalam hadis primer yaitu Pemikiran Imam al-Bukhari dalam kitab sahih al-Bukhari, Pemikiran Imam Muslim bdalam kitab sahih Muslim, Pemikiran Abu Dawud dalam kitab sunan Abu Dawud, Pemikiran al-Tirmidzi dalam kitab sunan al-Turmudzi, Pemikiran Al-Nasa'i dalam sunan al-Nasa'i


51. Apa itu hadist lemah?

Jawaban:
Hadits lemah atau Hadits Dha'if (bahasa Arab: حديث ضعيف) adalah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan hasan. Hadits dhaif tidak sama dengan hadits maudhu', atau palsu.


52. Apa itu hadits mutawatir?

Jawaban:
Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang pada setiap tingkat sanadnya, yang menurut tradisi mustahil mereka berse- pakat untuk berdusta dan karena itu diyakini kebenarannya.


53. Hadits yang terputus sanadnya apa saja?

Jawaban:
Sanad yang terputus terbagi menjadi empat: mursal, mu'alaq, mu'dhol dan munqothi'.


54. Siapa yang berhak menilai status sebuah hadist?

Jawaban:
Penilaian hadis hanya dilakukan ulama yang berkompeten.


55. Apa ancaman bagi pembuat hadis maudhu?

Jawaban:
Karena ancamannya berat, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan: “Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.